Sultan Iskandar Muda merupakan sultan yang paling besar dalam masa Kesultanan Aceh, yang berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636. Aceh mencapai kejayaannya pada masa
kepemimpinan Iskandar Muda,dimana daerah kekuasaannya yang semakin besar dan
reputasi internasional sebagai pusat dari perdagangan dan pembelajaran tentang
Islam.
This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.
Kamis, 18 April 2013
Lonceng Cakra Donya
00.45
Mega Pratiwi 4C Reguler A
No comments
Cakra Donya adalah lonceng
yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina 1409 M, dengan tinggi 125
cm dan lebar 75 cm. Lonceng ini merupakan hadiah dari Kerajaan Cina yang
dibawa oleh Laksamana Ceng Ho kepada Sultan Aceh. Cakra berarti poros kereta,
lambang-lambang Wishnu, cakrawala atau matahari. Sedangkan Donya berarti dunia.
Pada bagian luar Cakra Donya terdapat hiasan dan simbol-simbol berbentuk aksara
Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo
(Sultan Sing Fa yang telah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5). Sedangkan
aksara Arab tidak dapat dibaca lagi karena telah aus.
Pada dasarnya Cakra
Donya adalah nama sebuah kapal perang Sultan Iskandar Muda (1607-1636), yaitu
Kapal Cakra Donya di mana lonceng ini digantungkan, dalam penyerbuannya
terhadap Portugis di Malaka. Pada masa lalu Lonceng dari Kapal Cakra Donya
tersebut, digantung dengan rantai jangkar pada pohon kuda-kuda dekat Mesjid
Baiturrahnim dalam kompleks kraton untuk dibunyikan apabila penghuni kraton
harus berkumpul guna mendengarkan pengumuman Sultan. Akan tetapi, sejak tahun
1915 M Cakra Donya dipindahkan ke Museum Aceh dan ditempatkan dalam kubah
tersebut.
Kuburan Masal Ulee-lheu
00.43
Mega Pratiwi 4C Reguler A
No comments
Walaupun bencana sudah terjadi delapan tahun silam, namun duka
masih terasa sampai sekarang. Kuburan Massal Ulee Lheu, merupakan salah satu
bukti betapa maha dahsyatnya musibah yang melanda Aceh kala itu.
Ribuan warga dimakamkan di lokasi tersebut, tidak hanya orang
orang dewasa, namun juga anak anak. Banyaknya korban yang meninggal membuat
jenazah menjadi sulit untuk dikenali satu persatu pada saat itu.
Kini setiap tahun pada tanggal 26 Desember warga Kota Banda Aceh
berziarah ke sana. Bukan hanya umat Muslim, namun juga orang Budha. Karena
memang pada saat tsunami tak sedikit warga keturunan Cina ikut menjadi korban.
- See more at: http://atjehpost.com/read/2012/12/26/32983/0/60/Foto-Umat-Budha-Ziarah-Kuburan-Massal-Ulee-Lheue#sthash.se5lgPTF.dpuf
Gerbang Kuburan Kherkoff
00.40
Mega Pratiwi 4C Reguler A
No comments
Kherkoff berasal
dari Bahasa Belanda yang berarti kuburan, sedangkan Peutjoet atau asal kata
dari Pocut (putra kesayangan) Sultan Iskandar Muda yang dihukum oleh ayahnya
sendiri (Sultan Iskandar Muda) karena melakukan kesalahan fatal dan dimakamkan
di tengah tengah perkuburan ini.
Pada Relief dinding
gerbang makam tertulis nama nama serdadu Belanda yang meninggal dalam
pertempuran dengan masyarakat Aceh (setiap relief ada 30 nama); daerah
pertempuran, seperti di Sigli, Moekim, Tjot Basetoel, Lambari en Teunom,
Kandang, Toeanko, Lambesoi, Koewala, Tjot Rang - Pajaoe, Lepong Ara, Oleh
Karang Dango dan Samalanga); dan tahun meninggal para serdadu (1873-1910).
Sekitar 2200 tentara Belanda termasuk 4 jenderalnya sejak tahun 1883 hinga
1940an dikuburkan disini.
Diantara para serdadu Belanda tersebut
ada beberapa nama prajurit Marsose yang berasal dari Ambon, Manado dan Jawa.
Para prajurit Marsose yang berasal dari Jawa ditandai dengan identitas IF
(Inlander Fuselier) di belakang namanya, prajurit dari Ambon dengan nama AMB,
prajurit dari Manado dengan tanda MND, dan serdadu Belanda dengan tanda EF/F.
Sumber http://www.bandaacehtourism.comSelasa, 16 April 2013
Kapal ikan / boat yang tersangkut, Aceh
09.24
Mega Pratiwi 4C Reguler A
No comments
Lokasi : Desa
Lampulo, Banda Aceh
Kapal di atas rumah ini terjadi karena
Tsunami yang menerjang Aceh pada tahun 2004 lalu. Di dalam kapal ini ada
puluhan warga Aceh yang selamat, namun sayangnya kapal ini “parkir” diatas
rumah. Inilah bukti kekuasaan Allah swt, bagaimana air tsunami yang sangat
tinggi dan kuat mampu membawa kapal sebesar ini ke tengah kota.
kapal apung generator
listrik ini terdampar di tengah-tengah pemukiman padat penduduk kota Banda
Aceh, kapal ini terdorong oleh air Tsunami sejauh 6-8 KM dari laut. Sayang bila
tempat ini dilewatkan untuk dikunjungi.
Wisata Gunongan, Aceh
09.12
Mega Pratiwi 4C Reguler A
No comments
Provinsi
aceh
Banda
Aceh