Kamis, 18 April 2013

Makam Sultan Iskandar muda


Sultan Iskandar Muda merupakan sultan yang paling besar dalam masa Kesultanan Aceh, yang berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636. Aceh mencapai kejayaannya pada masa kepemimpinan Iskandar Muda,dimana daerah kekuasaannya yang semakin besar dan reputasi internasional sebagai pusat dari perdagangan dan pembelajaran tentang Islam.

Lonceng Cakra Donya


 Cakra Donya adalah lonceng yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina 1409 M, dengan tinggi 125 cm dan lebar 75 cm. Lonceng ini  merupakan hadiah dari Kerajaan Cina yang dibawa oleh Laksamana Ceng Ho kepada Sultan Aceh. Cakra berarti poros kereta, lambang-lambang Wishnu, cakrawala atau matahari. Sedangkan Donya berarti dunia. Pada bagian luar Cakra Donya terdapat hiasan dan simbol-simbol berbentuk aksara Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo (Sultan Sing Fa yang telah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5). Sedangkan aksara Arab tidak dapat dibaca lagi karena telah aus.

         Pada dasarnya Cakra Donya adalah nama sebuah kapal perang Sultan Iskandar Muda (1607-1636), yaitu Kapal Cakra Donya di mana lonceng ini digantungkan, dalam penyerbuannya terhadap Portugis di Malaka. Pada masa lalu Lonceng dari Kapal Cakra Donya tersebut, digantung dengan rantai jangkar pada pohon kuda-kuda dekat Mesjid Baiturrahnim dalam kompleks kraton untuk dibunyikan apabila penghuni kraton harus berkumpul guna mendengarkan pengumuman Sultan. Akan tetapi, sejak tahun 1915 M Cakra Donya dipindahkan ke Museum Aceh dan ditempatkan dalam kubah tersebut.

Kuburan Masal Ulee-lheu


Walaupun bencana sudah terjadi delapan tahun silam, namun duka masih terasa sampai sekarang. Kuburan Massal Ulee Lheu, merupakan salah satu bukti betapa maha dahsyatnya musibah yang melanda Aceh kala itu.
Ribuan warga dimakamkan di lokasi tersebut, tidak hanya orang orang dewasa, namun juga anak anak. Banyaknya korban yang meninggal membuat jenazah menjadi sulit untuk dikenali satu persatu pada saat itu.
Kini setiap tahun pada tanggal 26 Desember warga Kota Banda Aceh berziarah ke sana. Bukan hanya umat Muslim, namun juga orang Budha. Karena memang pada saat tsunami tak sedikit warga keturunan Cina ikut menjadi korban.


Gerbang Kuburan Kherkoff


Kherkoff berasal dari Bahasa Belanda yang berarti kuburan, sedangkan Peutjoet atau asal kata dari Pocut (putra kesayangan) Sultan Iskandar Muda yang dihukum oleh ayahnya sendiri (Sultan Iskandar Muda) karena melakukan kesalahan fatal dan dimakamkan di tengah tengah perkuburan ini.
            

Pada Relief dinding gerbang makam tertulis nama nama serdadu Belanda yang meninggal dalam pertempuran dengan masyarakat Aceh (setiap relief ada 30 nama); daerah pertempuran, seperti di Sigli, Moekim, Tjot Basetoel, Lambari en Teunom, Kandang, Toeanko, Lambesoi, Koewala, Tjot Rang - Pajaoe, Lepong Ara, Oleh Karang Dango dan Samalanga); dan tahun meninggal para serdadu (1873-1910). Sekitar 2200 tentara Belanda termasuk 4 jenderalnya sejak tahun 1883 hinga 1940an dikuburkan disini.

       Diantara para serdadu Belanda tersebut ada beberapa nama prajurit Marsose yang berasal dari Ambon, Manado dan Jawa. Para prajurit Marsose yang berasal dari Jawa ditandai dengan identitas IF (Inlander Fuselier) di belakang namanya, prajurit dari Ambon dengan nama AMB, prajurit dari Manado dengan tanda MND, dan serdadu Belanda dengan tanda EF/F.
Sumber http://www.bandaacehtourism.com

Selasa, 16 April 2013

Kapal ikan / boat yang tersangkut, Aceh



Lokasi : Desa Lampulo, Banda Aceh                                                                                                                                 Kapal di atas rumah ini terjadi karena Tsunami yang menerjang Aceh pada tahun 2004 lalu. Di dalam kapal ini ada puluhan warga Aceh yang selamat, namun sayangnya kapal ini “parkir” diatas rumah. Inilah bukti kekuasaan Allah swt, bagaimana air tsunami yang sangat tinggi dan kuat mampu membawa kapal sebesar ini ke tengah kota.
   kapal apung generator listrik ini terdampar di tengah-tengah pemukiman padat penduduk kota Banda Aceh, kapal ini terdorong oleh air Tsunami sejauh 6-8 KM dari laut. Sayang bila tempat ini dilewatkan untuk dikunjungi.

Wisata Gunongan, Aceh


Provinsi aceh
Banda Aceh
        1.       Wisata Gunongan
      Dahulu, Sultan Iskandar Muda memiliki seorang permaisuri yang sangat disayanginya yang bernam Putri Phang. Putri Phang yang merupakan putri dari Pahang, Malaysia sangat rindu dengan kampung halamannya. Putri Phang sangat senang melihat perbukitan seperti di kampung halamannya. Oleh karena itu, untuk mengobati kerinduan permaisurinya, Sultan Iskandar Muda membangun sebuah bangunan mirip bukit yang bernama Gunongan. Putri Phang sangat menyukai bangunan ini terutama saat Putri Phang melihat matahari terbenam. Letaknya di Jl. Teuku Umar Banda Aceh.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes